MENU

Halaman

Kamis, Januari 23, 2014

makalah wayang


MAKALAH
Wayang Kulit Kekayaan Bangsa yang Terabaikan

Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia dari Ibu Sri Wahyuni S.pd
Disusun oleh kelompok 1:
·Anisa Wahyu Lianing. F    ( 02 )
·Eka Wulandari                    ( 08 )
·Fina Frisdiananta                ( 09 )
·Fitria Choirunnisa'              ( 10 )
·M. Tantowi Jauhari             ( 20 )
·Wahyu Chamdan. M           ( 27 )

                                                Kelas  : XI
                                                Mapel : B. Indonesia
                                                Jurusan : IPS 4









 MADRASAH ALIYAH NEGERI TLOGO
TAHUN 2011/2012

Kata Pengantar
          Puji syukur kita panjatkan pada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta nikmat–Nya pada kami, berupa nikmat Islam, Iman, kesehatan, berpikir dan lain sebagainya. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami ini tanpa ada suatu halangan yang berarti.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:
·      Bpk. Slamet Waluyo M.PdI selaku kepala sekolah MAN Tlogo yang telah memberikan tempat bagi kami untuk menyelesaikan makalah kami
·      Ibu Sri Wahyuni S.pd. Yang telah memberikan tugas kepada kami untuk membuat makalah, sehingga kami dapat lebih rajin belajar lagi
·       Teman – teman kelas XI IPS 4 yang tidak mungkin kami sebutkan satu persatu, terima kasih telah membantu kami baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas makalah bahasa indonesia ini
·      Orangtua kami yang selalu memberikan dukungan baik materil maupun non-materil
sehingga makalah kami ini dapat terselesaikan tepat sesuai dengan waktu yang di sediakan.
Penyusunan makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna, baik itu tata bahasanya, maupun kesimpulannya. Kami mohon maaf yang setulus – tulusnya jika ada kesalahan dalam makalah ini. Maka dari itu kami berharap bapak ibu guru, serta teman – teman berkenan memberikan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.
Harapan terbesar dalam penulisan makalah ini, semoga apa yang kami tulis dapat berguna nantinya bagi orang lain. Tidak merugikan pihak lain tentunya.

                                                                                                            Blitar, 25 januari 2012
                                                                                                                        penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Di zaman yang modern ini, banyak sekali budaya bangsa seperti wayang kulit yang kurang diperhatikan. Hal ini menyebabkan kreasi budaya bangsa yang menurun akibat kurangnya generasi muda yang kurang meminati budaya bangsa sendiri. Akibatnya, ada bangsa lain yang ingin memanfaatkan sekaligus melesatarikan budaya wayang kulit, bahkan mengakui budaya wayang kulit adalah budayanya, padahal wayang kulit adalah budaya asli indonesia.
Di era globalisasi ini banyak budaya luar yang masuk ke indonesia seperti boys and girls band yang sudah jelas itu bukan budaya indonesia. Hal seperti ini menyebabkan budaya wayang kulit terabaikan. Sebagai generasi muda seharusnya kita harus lebih mencintai budaya sendiri, atau mungkin melestarikan budaya tersebut agar tidak di klaim bangsa lain, seperti kasus yang sudah terjadi, jangan sampai hal seperti itu terulang kembali pada bangsa indonesia. Menghargai budaya bangsa lain bukan berarti kita lebih mencintai budaya bangsa lain dan mengabaikan budaya bangsa sendiri seperti wayang kulit.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat di rumuskan permasalahan sebagai berikut:
1)   Apa sebab – sebab wayang kulit kurang dikenal dalam masyarakat dan nyaris terlupakan?
2)   Bagaimana langkah – langkah menyelamatkan wayang kulit dari kepunahan?
3)    Bagaimana cara menumbuhkan rasa cinta terhadap wayang kulit kepada generasi muda?


1.3         Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas tujuan yang dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:
1)   Mendiskripsikan sebab – sebab wayang kulit kurang dikenal masyarakat dan bahkan nyaris terlupakan
2)   Mengetahui langkah – langkah menyelamatkan wayang kulit dari kepunahan
3)   Mengetahui cara untuk menumbuhkan rasa cinta generasi muda terhadap wayang kulit.


















BAB 2
PEMBAHASAN
2.1    Pengertian Wayang Kulit
Secara etimologis wayang berarti bayangan (bahasa jawa : ayang – ayang), penamaan ini mungkin karena wayang dinikmati melalui bayangannya. Secara luas wayang kulit adalah seni tradisional indonesia, yang terbuat dari bahan kulit binatang misalnya sapi atau kerbau yang sudah diproses menjadi lembaran yang kemudian dipahat sesuai karakter tokoh wayang. Wayang dimainkan oleh dalang yang berlaku sebagai narator. Cerita yang di ambil biasanya cerita mahabarata dan ramayana. Pementasan wayang biasanya diringi oleh musik gamelan dan tembang – tembang yang dinyanyikan oleh para pesinden. Wayang, gamelan, sinden memang sudah menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Wayang kulit dimainkan di balik layar putih yang di belakangnya disoroti oleh lampu, sehingga tercipta bayang – bayang yang bisa dinikmati oleh para penonton. Jadi  penonton dituntut untuk bisa memahami setiap karakteristik dari setiap tokoh pewayangan.

UNESCO (United Nations, Education, Scientific, and Cultural Organization) pada tanggal 07 november 2003 lalu telah menetapkan pertunjukan wayang sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga, wayang juga merupakan salah satu budaya yang lengkap, karena dalam budaya wayang terdiri dari seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, dan juga seni perlambangan. Jadi sangat disayangkan jika generasi muda masa kini tidak melestarikan budaya wayang itu.Untuk itu sudah seharusnya kita warga indonesia khususnya para generasi muda harus mencintai dan melestarikan budaya wayang yang mulai kalah bersaing dengan budaya bangsa lain.

Jenis-jenis wayang sangat beragam, dari bahan pembuatannya ada yang di buat dari kulit binatang, yang biasa kita sebut dengan wayang kulit. Ada juga yang di buat dari kayu, yaitu wayang khas jawa barat disebut wayang golek.  Selain itu ada jenis wayang kulit gagrag yogyakarta, wayang ini disebut wayang gagrag yogyakarta karena memiliki bentuk, pola tatahan, dan sunggingan (pewarnaan) yang khas, selain itu dalam pertunjukan wayangnya juga memiliki ciri khas dengan wayang lain yaitu lakon wayang ( penyajian alur cerita dan maknanya), catur (narasi dan percakapan), karawitan (gendhing, sulukan dan properti panggung yang lain). Selain itu juga masih banyak lagi jenis wayang di indonesia seperti wayang kulit gagrag surakartan dan gagrag jawa timuran.

            Dalam pertunjukan wayang juga ada tokoh – tokoh, baik antagonis maupun protagonis. Seperti tokoh tokoh pandawa 5 yang terdiri dari (pandu dewanata, werkudhara, arjuna, nakula, dan sadewa), setiap tokoh memiliki karakter yang berbeda – beda, hal ini menuntut dalang harus bisa menjadi semua karakter dalam cerita wayang yang dipertunjukkan. Maka dari itu dalang bukan orang yang asal – asalan, melainkan, orang yang memang sudah benar – benar ahli dan mengerti seluk beluk wayang itu. Selain tokoh – tokoh di atas juga ada karakter punakawan, yang sebenarnya dalam cerita wayang tidak ada karakter  punakawan itu, seperti (semar, gareng, pethruk, bagong), karakter punakawan hanya tambahan guyonan saja agar penonton tidak bosan dengan alur cerita yang itu - itu saja.



2.2    Fungsi Wayang Kulit
       Dalam era globalisasi saat ini wayang kulit hanya digunakan sebagai hiburan semata. Berbeda pada zaman dahulu, wayang kulit kerap digunakan untuk media dakwah dan penyebaran agama islam, yang populer disebarkan oleh sunan kalijaga, seorang wali penyebar agama islam di pulau jawa. Pertunjukkan wayang kulit ditujukan untuk melestarikan budaya indonesia agar tidak punah dan tidak diakui oleh bangsa lain. Wayang kulit adalah gurunya masyarakat, demikianlah salah atu pernyataan idiomatik yang dapat dipredikatkan untuk sebuah pagelaran wayang kulit. Bukan berarti wayang menempatkan dirinya sendiri sebagai sang guru, tapi lebih pada banyaknya pesan – pesan moral dan pendidikan yang dapat disisipkan dalam sebuah pagelaran wayang kulit. Wayang kulit juga berfungsi sebagai alternatif media pendidik masyarakat karena dengan media ini maka minat dan kemampuan masyarakat masih cukup tinggi untuk menikmati pertunjukkan ini, sehingga sambil menikmati hiburan mereka mendapat masukan pesan – pesan positif dari sang dalang. 

2.3    Sebab – Sebab Wayang Kulit Kurang Dikenal dan Nyaris Dilupakan
       Seiring dengan perkembangan zaman, yang mulai melupakan budaya tradisi bangsanya. Berikut sebab – sebab wayang kulit kurang diminati dan nyaris dilupakan antara lain:         
1)      Banyaknya pilihan media hiburan yang beragam dan lebih praktis, bahkan gratis seperti televisi, internet dan bioskop.
2)       Durasi pertunjukan wayang yang ditayangkan dari malam sampai subuh. Merupakan waktu yang kurang efektif bagi generasi muda. Selain itu bagi mereka ini tidak patut untuk menjadi tren, waktu yang lama membuat penonton bosan.
3)      Pertunjukan wayang yang monoton itu – itu saja.
4)       Penggunaan bahasa jawa yang halus atau dalam bahasa jawa disebut krama inggil, sehingga cerita alur dari wayang hanya dimengerti oleh sebagian orang saja.
5)      Adanya anggapan dari para generasi muda wayang kulit adalah kebuyaan yang kuno.
6)      Belum adanya sarana yang bisa menampung dalam pengembangan kreasi wayang kulit.
7)       Perkembangan zaman globalisasi yang menyebabkan pengaruh budaya luar mudah masuk            dan mempengaruhi kebudayaan asli bangsa. Seperti budaya boys and girls band yang kini mulai meraja lela dan bisa saja menggeser posisi kebudayaan asli daerah dihati generasi muda .

2.4    Langkah – Langkah Menyelamatkan Wayang Kulit dari Kepunahan
       Melihat dari minat warga indonesia terhadap wayang kulit yang kurang antusias, perlu adanya langkah – langkah untuk menyelamatkan wayang kulit dari kepunahan antara lain:
1). Wayang kulit diperkenalkan pada generasi muda
Dengan diperkenalkannya wayang kulit sejak dini, minimal seseorang akan lebih mengenal dan mencintai budaya wayang kulit itu dan diharapkan akan berusaha melestarikannya bagi generasi yang akan datang.
 2). Didirikan sanggar wayang kulit
Dengan didirikannya sanggar wayang kulit, para generasi muda diharapkan bisa mempelajari dan melestarikan wayang kulit dengan memanfaatkan fasilitas sanggar tersebut. Dengan adanya media seni sanggar wayang kulit, generasi muda mempunyai tempat untuk berkreasi dan mengembangkan bakatnya tanpa ada rasa malu.

3). Dibuat jadwal pertunjukkan wayang kulit secara teratur dan berkala
Dalam masyarakat saat ini, wayang hanya ada dipertunjukan pada saat ada hajatan saja. Hal ini menyebabkan wayang tidak begitu dikenal oleh masyarakat. Dengan adanya jadwal pertunjukkan wayang secara teratur, diharapkan wayang kulit bisa lebih dikenal oleh masyarakat dan lebih diminati. Misalnya dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit setiap seminggu sekali, pada waktu siang hari, jadi para generasi muda dapat menyaksikan pertunjukan wayang tanpa ada rasa takut kemalaman.
4).  Pengemasan wayang kulit yang dibuat lebih modern
Dari beberapa penyebab wayang kulit kurang diminati generasi muda adalah pengemasan pertunjukan yang terkesan monoton dan hanya itu – itu saja. Dengan mengemas pertunjukan wayang kulit agar lebih modern, diharapkan bisa menghambat kepunahan       wayang kulit. Misalnya dengan menambahkan kesenian lain yang bisa menjadi selingan         pada pertunjukan wayang, namun tetap tidak mengubah pakem dari cerita wayang itu sendiri.

2.5    Cara Menumbuhkan Rasa Cinta Generasi Muda Terhadap Wayang Kulit
        Melestarikan budaya wayang kulit itu sangat penting, karena wayang adalah salah satu budaya bangsa yang memang harus dilestarikan, dan ini merupakan tugas bagi para generasi muda bangsa. Untuk itu cara – cara menumbuhkan rasa cinta generasi muda pada wayang antara lain:
1.     Mulai mengenalkan wayang pada anak usia dini
Ada istilah tak kenal maka tak sayang, untuk itu agar para generasi muda bisa mencintai budaya wayang, perlu kita tanamkan budaya wayang kulit itu pada anak sejak dini. Karena dalam usia dini, anak – anak akan lebih bisa menyerap informasi lebih mendalam, sehingga akan tertanam rasa cinta terhadap wayang kulit pada diri anak tersebut.
2.    Mengemas wayang dalam komik
RA kosasih atau teguh santoso merupakan nama – nama yang selalu dikenang sebagai maestro komik yang banyak mengangkat kisah pewayangan. Komik dengan kisah wayang mulai muncul pada tahun 1954, dan berjaya pada era 70-an sampai 80-an. Komik-komik kaya maestro indonesia seperti RA kosasih atau teguh santoso, dengan referensi dari berbagai sumber mencoba untuk setia pada pakem kisah pewayangan, hal ini cukup berperan dalam melestarikan,  memasyarakatkan dan menumbuhkan rasa cinta pada wayang kulit. Dengan dibuatnya kisah pewayangan versi komik, generasi muda akan lebih tertarik untuk mengenal budaya wayang kulit tersebut.
3.    Memberikan pembelajaran tentang kesenian wayang kulit pada sekolah formal
Pendidikan formal, adalah salah satu jenjang pendidikan yang resmi dan diakui oleh pemerintah, dan pendidikan formal merupakan wadah bagi generasi muda untuk menuntut ilmu. Dengan memberikan pembelajaran kesenian dan memasukkan budaya wayang dalam materinya, diharapkan akan tumbuh rasa cinta para generasi muda bangsa, dan akan ada niat untuk melestariakannya demi masa yang akan datang.
4.    Mengenalkan tokoh – tokoh dan cerita – cerita pewayangan
Sebelum bisa mencintai wayang dengan sepenuh hati, tentunya perlu pengenalan tokoh-tokoh dan cerita-cerita yang ada dalam pewayangan. Karena tak mungkin mereka bisa mencintai wayang, jika tidak mengenal tokoh-tokoh dan cerita yang ada di dalamnya.
5.    Lebih sering mempertunjukkan wayang
Seperti halnya istilah wit ing tresno jalaran soko kulino (cinta itu tumbuh karena terbiasa), dengan mempertunjukakan wayang kulit sesering mungkin, diharapkan rasa cinta   pada wayang akan tumbuh pada diri generasi muda dan akan mengakar dalam sanubarinya.


BAB 3
PENUTUP
3.1    Simpulan
        Wayang kulit adalah kesenian indonesia khas jawa yang dipertunjukkan lewat sebuah layar yang disoroti oleh lampu, dan cara melihatnya melalui bayang – bayangnya. Wayang ada yang terbuat dari kulit binatang, dan kayu. Fungsi wayang sangat sentral, selain sebagai media hiburan, wayang juga berperan dalam penyebaran agama islam pada masa wali songo yang disebarkan oleh sunan kali jaga.  Dalam pertunjukan wayang banyak nilai – nilai moral dan pendidikan yang disisipkan dalang, sebagai pembelajaran bagi penonton. Namun adanya perkembangan zaman yang semakin modern, banyak generasi muda yang lebih menyukai budaya luar yang lebih modern, dari pada budaya wayang kulit yang terlihat kuno. Selain karena perkembangan zaman yang mulai menggeser kedudukan wayang, ada beberapa faktor penyebab wayang kulit itu hampir punah dalam kehidupan sosial, penyebabnya antara lain: karena durasi wayang yang terlalu lama, pengemasan wayang kulit yang monoton, bahasa yang sulit dipahami karena menggunakan bahasa krama inggil dan banyaknya alternatif hiburan lain yang lebih praktis. Untuk mencegah kepunahan wayang kulit dapat dilakukan langkah – langkah seperti: mengenalkan wayang pada generasi muda, membangun sanggar wayang sebagai sarana pengembangan wayang, dibuat jadwal pertunjukan secara teratur dan berkala, pengemasan pertunjukan wayang sekreatif mungkin. Selain langkah – langkah tadi, perlu menumbuhkan rasa cinta generasi muda pada wayang dengan cara: mengenalakan wayang pada anak usia dini, mengemas wayang dalam komik atau sesuatu yang mungkin dapat menarik minat generasi muda, mengenalkan tokoh – tokoh dalam wayang, dan cerita – cerita dalam pewayangan, sering mempertunjukkan wayang.
DAFTAR PUSTAKA
www.jateng prov.go.id
Library.um.ac.id
wiradimatematika.blogsport.com/2010/02/mengapa – generasi – muda – tidak – suka.html
wayang.press.com/2010/07/03/kesenian wayang – orang – kurang – diminati

repository.ipb.ac.id
blog.uin.malang.ac,id/abrorarium/2010/10/15/laporan penelitian-kebudayaan- pengaruh-globalisasi-ditengah-masyarakat-terhadap-perkembangan-wayang-kulit/

Ridho, sofwan, S.Pd.2011.Buku Ajar Seni Budaya untuk SMA/MA kelas X. Surakarta: Citra Pustaka
           














DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
4                    LATAR BELAKANG................................................................................1
5                    RUMUSAN MASALAH...........................................................................1
6                    TUJUAN PENELITIAN...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
7                    PENGERTIAN WAYANG KULIT...........................................................3
8                    FUNGSI WAYANG KULIT......................................................................4
9                    SEBAB – SEBAB WAYANG KULIT KURANG DIKENAL DAN NYARIS DILUPAKAN..........................................................................................................5
10                LANGKAH – LANGKAH MENYELAMATKAN WAYANG KULIT DARI KEPUNAHAN.......................................................................................................6
11                CARA MENUMBUHKAN RASA CINTA GENERASI MUDA PADA WAYANG KULIT.................................................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................8
12                KESIMPULAN..........................................................................................8
13                SARAN........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10


1 komentar:

Review Drama : Happiness

  Detail Drama: Happiness Revised romanization: Happiness Hangul: 해피니스 Director: Ahn Gil-Ho Writer: Han Sang-Woon Network: tvN, TVING Episod...